Kamis, 05 November 2015

Spring in The City
Karya Terbaru Ave Sanjaya




Untuk pergelaran Semarang Fashion Tendance 2016 APPMI Jateng, Ave Sanjaya masih konsisten menghadirkan busana-busana cantik, elegan, dan modern, yang menonjolkan sisi feminin seorang wanita. Mengangkat tema ‘’Spring in The City’’ Ave mengambil inspirasi suasana musim semi di sebuah kota yang dipenuhi dengan warna-warni bunga, aroma keceriaan dan semangat baru.


Spring in The City berupa koleksi evening gown dan cocktail dress bersiluet mermaid, juga dress  bervolume slim dengan skirt yang bisa dilepas.  Memakai material kain tulle, organza, chiffon dan lace, Ave menghadirkan warna-warna bunga dan tumbuhan yang bersemi yaitu pastel, dusty serta range colours, seperti mint green, peach pink, purple grey dan dusty blue.  Gaun-gaun ini semakin cantik dengan hadirnya detail 3D petals, aphove dan beads.



Ave Sanjaya mengungkapkan, setiap wanita pasti ingin tampil istimewa dan penuh aura kecantikan dengan busana yang dikenakan. Karena itulah, ia mendesain gaun yang menunjukkan sisi elegan, feminin, dan mampu menerjemahkan kecantikan serta sensualitas seorang wanita. 



Untuk menyempurnakan penampilan busana, Ave Sanjaya bersama Gregorius Vici dan Devy Rose mengonsep tema riasan bagi model, yaitu style make up flawless yang mengekspos wajah tampak natural dengan menggunakan bedak dasar dari LT Pro. Sementara untuk warna alis cokelat tua yang dibentuk dengan brush  maskara sehingga membentuk alis yang tegas dan sempurna. Sementara Wet Look Natural yaitu tatanan rambut lurus dengan kesan basah akan menjadi gaya rambut yang  dipakai para model.

Koleksi Terbaru Fall/Winter The Executive


City Look, Koleksi Terbaru The Executive



MEMASUKI pengujung tahun 2015, The Executive hadir dengan koleksi terbaru Fall /Winter bertema ‘’City Look.’’ Koleksi ini diperuntukkan bagi pria dan wanita karier yang peduli terhadap penampilan baik saat bekerja maupun untuk kegiatan sehari-hari. Nuansa ‘’City Look’’ didominasi natural color tone seperti black, grey, white, camel dan navy. Warna-warna tersebut memberikan kesan hangat, elegan dan profesional
Koleksi untuk pria berupa busana formal seperti suit, sweater dan kemeja dengan slim fit cutting yang menghadirkan gaya profesional. Koleksi ini dilengkapi aneka aksesoris warna senada seperti tie, belt dan bags. Sedang untuk gaya casual, The Executive menghadirkan leather jacket dan jogger pants yang sangat cocok untuk gaya di akhir pekan.





Sementara itu, untuk wanita karier,  The Executive memilihkan inner seperti blouse dengan bahan finegauge,cotton, sateen, sifon dan lainnya. Nuansa Fall/ Winter semakin terasa dengan sentuhan konsep 70’s Bohemian Monochrome yaitu casual fringing  dan fit and flareskirt dengan warna-warna gelap seperti black dan rich browns. Dark Elegance dapat membuat mimpi para wanita terwujud dengan gaya lady like dengan sentuhan motif dark floral. Sementara itu, lace yang membalut busana semakin mengedepankan kesan feminin yang manis. Sedangkan untuk pencinta gaya minimalis, nuansa Sartolialist Edge yang simple dan clean dengan balutan outer  seperti blazer dan cape blazer, cocok dipadupadankan dengan bawahan seperti cullotes maupun skirt.









Sebagai aksesoris penunjang, The Executive menghadirkan belt  yang sangat cocok disandingkan dengan bodyfitdress, sling bag yang dapat disatukan dengan busana simpel, minimalis dan elegan, serta clutch yang sangat menyatu dengan blazer bagi wanita karier.

            Jangan sampai terlewatkan memiliki koleksi terbaru The Executive City Look’’ ini. Anda bisa mendapatkannya di outlet The Executive dan Departement Store terkemuka. 

Minggu, 01 November 2015

Wood Sale


WOOD Sale up to 70% Off


WOOD, brand busana untuk para pria profesional dengan harga terjangkau, hadir memberikan kejutan. Kali ini, WOOD memberikan penawaran potongan harga hingga 70% selama periode 22 Oktober-8 November 2015. Penawaran potongan harga ini berlaku untuk item tertentu. Promo diskon ini berlaku  di seluruh store WOOD dan beberapa department store terkemuka di seluruh Indonesia. Di Semarang, brand WOOD bisa Anda jumpai di Mal Ciputra Semarang lantai satu.




Merek WOOD sendiri pada awalnya lahir pada tahun 1979 sebagai merek pants (celana panjang) dari PT Delami Garment Industries, sebuah perusahaan manufaktur tekstil yang berbasis di Bandung, Jawa Barat. Kala itu, WOOD hanya dijual di berbagai department store. Ketika perusahaan yang didirikan Johanes Farial ini memutuskan untuk beralih sebagai perusahaan ritel pakaian, seluruh merek di bawah Delami satu per satu mengalami repositioning. Salah satunya adalah Wood yang selama lima tahun terakhir berhasil mereposisi dirinya sebagai merek apparel lengkap bagi pria urban usia 25 hingga 40 tahun. Keberhasilan itu dibuktikan Delami dengan meluncurkan flagship store pertama WOOD yang terletak di Grand Indonesia Shopping Town - East Mall lantai 3. 



Semarang Fashion Parade 2015


Memprediksi Tren Fashion 2016 


Asosiasi Perancang Pengusaha Mode (APPMI Jateng) menggelar event   ‘’ Semarang Fashion Parade 2015’’  pada hari Sabtu (31 Oktober 2015), mulai pukul 15.00 hingga 22.00 WIB di Gumaya Tower Hotel Semarang. Pergelaran ‘’Semarang Fashion Parade 2015’’  hadir dua sesi. Sesi pertama, pukul 15.00 WIB,  yaitu fashion show bertajuk ‘Roe De La Mode Designers Parade’’ yang menghadirkan karya dari 11 perancang busana potensial dari dan luar Jawa Tengah. Kemudian, mulai pukul 18.00 WIB hadir pergelaran Semarang Fashion Tendance 2016Resistance Persistence’’ persembahan desainer anggota APPMI Jateng.



            Christine Wibowo, ketua panitia Semarang Fashion Parade 2015 mengungkapkan,  tahun ini ‘’Resistance’’ (arti: perlawanan) menjadi tema besar tren desain tahun 2016/2017. Tren ini diambil dari ‘’Indonesia Trend Forecasting 2016-2017’’ yang telah di-launching pada Indonesia Fashion Week 2015 pada bulan Februari 2015. Tema itu didapat dari hasil identifikasi tren pendorong berdasarkan metode sejarah. Dengan metode ini, orang bisa melihat kejadian-kejadian besar dunia yang profitabilitasnya memengaruhi tren. Pada tahun 2016/2017, manusia dihadapkan pada tantangan yang dapat mengganggu keberlangsungan hidup manusia.
‘’Tantangan itu antara lain kelangkaan sumber daya alam, kualitas hidup yang menurun, perubahan iklim yang merusak habitat, dan gejolak politik. Semua itu akan memengaruhi tren ke depan,’’ kata Christine Wibowo.